Halo,
Bulan lalu, persisnya tanggal 18-19 April 2015 kemarin, saya dan nyonya baru saja melakukan pendakian ke gunung gede. Pendakian ini sudah lama kami tunggu-tunggu. Nyonya memang sejak lama bilang pengen banget naik gunung gede. Tapi, malah yang menginisiasi pendakian kemarin sebenarnya kakaknya si nyonya, mbak Rinai. Mbak Rinai yang tiba-tiba semangat pengen naik gunung. Saya trus usul untuk ikut open trip yang diadakan oleh Wisata Gunung saja. Singkatnya, saya, nyonya, mbak Rinai, ditambah dua temannya mbak Rinai: mas Andi dan mbak Ma’muroh (akhirnya batal ikut karena anaknya sedang sakit), kami berlima mendaftar open trip pendakian gunung gede.
Persiapan
Persiapan saya dan nyonya untuk pendakian ini boleh dibilang hampir ga ada. Kami susah banget meluangkan waktu untuk latihan fisik. Boro-boro latihan fisik, nyiapin perlengkapan pendakian aja kami keteteran minjem sana-sini. Sampe yang paling parahnya, sepatu gunung buat nyonya dan kakaknya yang udah di-tag di persewaan sejak sebulan sebelumnya, pas hari-H nya persewaannya bilang barangnya gada. Nah loh?! Akhirnya nyonya terpaksa beli baru. Tapi walaupun dengan persiapan yang minim itu, Alhamdulillah kami bisa berangkat.
Keberangkatan (Jum’at, 17 April)
Kosan Nyonya - 19.30
Saya, nyonya, mbak Rinai, dan mas Andi kumpul di kosan nyonya sekitar jam 19.30. Sebelum berangkat kami mengecek seluruh perlengkapan dan menata kembali isi carrier. Setelah semuanya siap, sekitar jam 20.30 kami berangkat naik taksi dari kosan nyonya di salemba menuju meeting point yang kami pilih, terminal kp rambutan. Naik taksi di hari Jum’at malem bener-bener nguji kesabaran. Macetnya ga nahan. Ga di jalan tol, ga di jalan biasa, macet semua. Di dalem taksi kami ngobrolin banyak hal, mulai dari kebiasaan aneh nya mbak Rinai sampe cerita-cerita lucunya dek Wicak (adeknya nyonya dan mbak Rinai). Ga kerasa akhirnya sampe di kp rambutan. Ongkos taksinya kalo ga salah 80 ribu, dibayarin sama mas Andi.
Kampung Rambutan - 21.30
Peserta pendakian ini total ada 16 orang. Ada dua meeting point yang bisa dipilih, kampung rambutan atau pasar cipanas. Sebagian besar peserta (13 orang) memilih meeting point di masjid terminal kampung rambutan, sedangkan tiga lagi menunggu di pasar cipanas. Ada keunikan tersendiri jika ikut open trip, yakni kita akan jalan bersama orang yang baru kita temui. Tapi ga usah khawatir, walaupun pada awalnya mungkin pada jaim, pada akhirnya pasti bakal membaur dengan sendirinya. Menurut saya sih karena semua peserta punya visi yang sama, yaitu jalan-jalan dan menikmati alam
Disana juga lah pertama kalinya kami bertemu dengan empunya wisata gunung, mas Ase, setelah sebelumnya hanya komunikasi melalui grup whatsapp. Satu hal yang ga berubah dari mas Ase sejak saya ikut open trip nya dia tahun 2013 lalu, kepada peserta open trip nya dia pertama kali, dia akan memperkenalkan diri sebagai John Oiya, si mas Ase ini kakak angkatan saya dan nyonya di Fasilkom (Fakultas Ilmu Komputer), dia angkatan 2007. Dan lucunya, dulu nyonya ngira kalo mas Ase ini anak FIB (Fakultas Ilmu Budaya), gara-gara orangnya yang emang ‘rame’, ga seperti anak fasilkom pada umumnya. Haha Selain mas Ase, kami juga ketemu mas Sapta dan mas Bocil, yang kemudian akan jadi guide pendakian kami.
Wisata gunung mengutamakan keselamatan dalam setiap trip nya. Peserta pun diwajibkan untuk membawa surat keterangan sehat sebagai bukti kalo peserta dalam kondisi fisik yang baik. Bagus sih, untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan selama pendakian nantinya. Tapi mahal juga cui bikin surat kesehatan waktu itu di klinik 24 jam rawasari, 60rb dua orang
Kp Rambutan - 22.00
Setelah ke-13 peserta meeting point kp rambutan lengkap, semuanya pun dikumpulkan. Dimulai dari mas Ase dan guide-nya, masing-masing memperkenalkan diri secara singkat. Selain kami berempat, peserta lain yang memilih meeting point di kp rambutan yaitu Fajar, Icha, Andika, Nuraziz, Juari, Steffy, Meli, Rezki, dan Pak Budi. Selesai berkenalan, mas Ase memberi briefing singkat mengenai teknis keberangkatan.
Kami berangkat dari terminal kampung rambutan sekitar jam 22.30 dengan menumpang bus jurusan Cianjur. Ongkosnya 25 ribu ditanggung masing-masing peserta. Dan alhamdulillah kami dibayarin mas Andi lagi. Ada banyak pendaki lain di kp rambutan, keliatan dari carrier gede yang mereka bawa. Terminal ini memang jadi pilihan favorit para pendaki yang ingin ke gunung di Jawa Barat.
Di dalam bis saya duduk dengan nyonya, sedangkan mbak Rinai duduk dengan mas Andi. cieee Sempat agak heran karena bis yang tadinya kosong tiba-tiba penuh oleh pendaki yang bukan rombongan kami. Jadi rame. haha
Semua penumpang naik, dan bis pun jalan meninggalkan terminal kampung rambutan. Ga lama setelah bis jalan, saya ngantuk dan rasanya pengen banget tidur. Ga tega sih tidur, karena nyonya ga bisa tidur gara-gara kena silau lampu di dalem bis. Tapi saya kemudian ga kuat juga nahan ngantuk dan ketiduran. Sesampainya di cipanas baru si nyonya cerita kalo selama perjalanan, dia pengen nunjukin pemandangan bagus.. Cimory, at-ta’awun, lampu.. Tapi saya nya tidur. Hehe.. Maaf sayang..
Pasar Cipanas - Tengah Malam
Skip-skip perjalanan di bis karena saya ketiduran, bis pun sampe di pasar cipanas. Turun dari bis, udara dingin mulai menyerang. Selain kami, udah banyak pendaki lain yang duduk-duduk di pinggir jalan. Kami pun memilih spot kosong di trotoar dan menunggu mas Ase dan tim yang mencari tiga peserta lain yang memilih meeting point di pasar Cipanas, yaitu Au, Ridwan, dan Fallah. Beberapa lama menunggu, akhirnya semua lengkap dan kami naik angkot carter an yang sudah disiapkan. Salah satu enaknya ikut open trip ya ini, ga perlu pusing mikirin transportasi, semuanya udah diatur dan dipersiapkan, peserta tinggal menikmati perjalanan.
Perjalanan dari pasar Cipanas menuju base camp gunung putri makan waktu sekitar setengah jam. Jalannya sempit dan rusak parah. Cuma muat buat dua angkot, jadi kalo ada truk sayur atau truk TNI lewat, kendaraan lain harus melipir. Waktu di angkot, kami papasan sama rombongan pendaki yang sedang jalan. Strong banget mereka, padahal jarak dari pasar Cipanas sampe atas itu lumayan jauh dan nanjak. Ya mungkin jadi pemanasan buat mereka.
Guest House, Gunung Putri - 03.00
Sekitar jam 03.00 kami tiba di kawasan Gunung Putri. Kami mengikuti mas Ase ke salah satu rumah warga yang dijadikan tempat beristirahat. Lumayan lah untuk sekedar nyelonjorin kaki. Udara di sini terasa lebih dingin dibanding di pasar cipanas tadi. Nempelin kulit di ubin aja rasanya nyelekit. Masih ada waktu cukup buat istirahat, saya mencoba tidur beralas matras.
Sekitar jam 04.30, saya dan mas Andi keluar buat shalat subuh di mesjid yang letaknya ga jauh dari tempat istirahat. Airnya bro… brrr dingin pisan.. Selesai shalat, kami kembali ke rumah istirahat, kemudian bareng sama nyonya, mbak Rinai, dan Au sarapan di warung sebelah rumah. Ga ekspektasi tinggi sih, lumayan lah saya makan nasi sama ati. Yang lain sih rata-rata ambil telor.
Selesai shalat dan makan, kami berkumpul untuk menerima briefing dari mas Ase, isinya kurang lebih negesin tata tertib dan kesepakatan bersama antara Wisata Gunung sebagai penyelenggara dan peserta. Ini penting biar sama-sama enak selama pendakian.
Yak.. Cerita ngalor-ngidul ga kerasa banyak juga.. Lanjutannya disambung di part 2 ya..
0 comments:
Post a Comment